25 Februari 2014

Berwisata di tengah Abu Vulkanik - Jogja

Heyyyyy sudah hampir setahun nih gue gak posting di blog gue ini hehehe.

Btw masih ingatkah kalian meletusnya "Gunung Kelud" pada tanggal 13 Februari 2014 kemarin?
Yaaa saat tanggal tersebut Indonesia kembali dilanda bencana yang begitu besar, padahal "Gunung Sinabung" aja belum terselesaikan, tapi Si Kelud justru meledakkan dirinya sehingga membuat Daerah Kediri dan sekitarnya tersiram oleh material-material yang terdapat dalam perut Gunung Kelud.

Semoga Gunung-gunung yang ada di Indonesia tidak akan kembali meledakkan dirinya dan menghadirkan bencana yang begitu besar lagi di negeri tercinta ini. Aamiin....

Ohiya kenapa tiba-tiba postingan gue ini membahas Meletusnya Gunung Kelud ya? Ya alasannya adalah karna rencana gue dan 2 orang temen gue yang akan memanjakan diri di Kota Pelajar :D. 
Setelah Jogja sempat terkena gempa pada 25 Januari 2014 kemarin yang pusatnya di Kebumen-Jawa Tengah, kita sempat agak ragu juga sih untu realisasiin rencana kita ke Kota Pelajar itu. Setelah nunggu semingguan dari 25 Januari 2014 Alhamdulillah gak ada berita gempa lagi di Jogja.

Nah naasnya adalah ketika tanggal 14 Februari dimana banyak orang yang mempercayai tanggal itu sebagai hari VALENTINE alias hari kasih sayang-____-. Pagi itu saat gue aktifin handphone, dan ternyata banyak banget yang broadcast yang bertemakan #PrayForKelud, yang membahas mengenai Meletusnya Gunung Kelud yang sebelumnya gue bahas. Saat itu jugalah kita kembali dengan keraguan kita, pergi enggak pergi enggak. Ya gimana gak ragu lagi, kali ini Jogja dilanda abu vulkanik yang sekilas mirip sama salju-salju di Eropa sana, yang katanya sangat membahayakan pernapasan, yang katanya juga bisa membuat iritasi mata. Kembali berpikir lagi, dan kita bulatkan tekad lagi untuk TETAP JADI REFRESHING ke Jogja.

Selang cuma 1 hari, eh malah gak nyampe sehari udah denger lagi di berita kalau Jogja terkena gempa lagi, yang pusatnya berada di Bantul-Jogjakarta. Wahhh kayaknya bener-bener deh keraguan itu munculnya kenapa harus bertubi-tubi ya-__-. Berdiskusi kembalilah kita mengenai keberangkatan kita tanggal 15 Februari 2014.

Setelah gue sampe rumah Alhamdulillah orangtua gue kayaknya belum denger berita Jogja gempa lagi yang berpusat di Bantul, orangtua gue cuma tau kalo Jogja terkena dampak abu vulkanik Gunung Kelud. Dan ayah gue bilang "jangan lupa pake masker terus disana", dalam hati gue "Yessss, Alhamdulillah berarti jadi berangkat :D". Yaaaa sebenernya sih di benak gue masih ada keraguan karna mimpi buruk gue dan firasat buruk cowok gue tentang gue, doi bilang "mendingan gak usah kesana, firasat gue gak enak kayaknya kalo lu kesana lu gak akan balik lagi ke sini". Hmmmm serem juga kan tuh abis gue mimpi buruk eh malah cowok gue bilang kayak gitu :(.

Dari temen-temen gue, cowok gue, kakak gue, sampe kakak ipar guepun sms masih nanya hal yang sama "Yakin jadi ke Jogja?"-_____-. Dalam hati gue "aaaaah udahlah gue tetep pengen refreshing ke Jogja" hehehe gue terlalu maksain banget ya kayaknya :p.

Setelah keyakinan gue sekitar 92% langsung deh malem itu juga gue packing pakaian dan perlengkapan yang mau gue bawa buat liburan, 8%nya kemana? 8%nya lagi besok paginya hahaha. Yaaaa sambil browsing dong untuk memantau keadaan disana, dan ternyata justru membaik loh hehehe.
Tapi lumayan agak disesalkan setelah baca tweet akun twitter siapalah itu namanya, katanya Candi Prambanan dan Borobudur tutup selama 10 hari ke depan :(, dan menyedihkannya lagi gak cuma Candi Prambanan dan Borobudur yang tutup, tapi beberapa wisata lainnya juga ditutup karna dalam masa pembersihan abu-abu vulkanik dampak meletusnya Gunung Kelud :(.


Jakarta, Sabtu-15 Februari 2014
Nah! Hari Sabtu tlah datang, hari Sabtu ini gue telah mengumpulkan 8% keyakinan yang akan gue tambahin dari sebelumnya 92% menjadi 100% :D. Kenapa langsung nambah 8%nya? Karna gue selalu mencari tau alias memantau keadaan Jogja via search tweets di Twitter :D. Ternyata Kota Pelajar ini semakin membaik, artinya debunya juga udah gak separah hari Jum'at :D.
Yaudah bbman lah gue sama Sri Wahyuni alias Sri dan Mareta Anjani Rizki Fitriasari alias Mareta untuk bahas keberangkatan nanti malem. Gue dan Sri janjian naik taksi ke Stasiun Senen jam 8 malem dan Mareta dianter bokapnya dari rumahnya ke Stasiun.
Dan malem yang dinanti telah tiba, kita sudah tiba di Stasiun Senen, dan akhirnya jadilah kita merealisasikan rencana wisata ke Jogja ini yang sebenarnya mau berangkat di bulan September, tapi apalah daya kita terlalu sulit untuk menahan hawa nafsu kita yang udah gak sabar mau cepet kesana :).

Tiket Ekonomi Progo, Stasiun Senen-Jakarta
Kereta Progo keberangkatan Stasiun Senen-Stasiun Lempuyangan berangkat pukul 22.00 WIB, FYI harga tiket Kereta Ekonomi Progo adalah Rp 85.000,-. Setelah mengantri dan melakukan verifikasi tiket dan KTP, masuklah kita ke dalam gerbong kereta, dan kita di gerbong 6 seat 8A 8B dan 8C. Bismillah.... petualangan bermulai disaat kita menginjakkan kaki di dalam gerbong kereta :D.
Sepanjang perjalanan selama kurang lebih 9 jam kita isi dengan bertanding main game flappy bird dan tidur selama berkali-kali hahaha.


Yogyakarta, Minggu-16 Februari 2014

Dan sampai waktu pagi tiba, stasiun demi stasiun telah kita lewati, jalanan yang kita lalui terlihat cukup gelap akibat abu vulkanik, pohon-pohonpun terlihat seperti mati, rumah-rumah terlihat seperti tidak berpenghuni :(.
Yaaaa, mungkin karna belum kondusif, tapi gapapalah biarpun lagi banyak debu kita harus bisa tetap mengelilingi indahnya Kota Pelajar ini :)

Stasiun persinggahan terakhirpun telah datang. Saatnya mengucap Alhamdulillah dan.....
JOGJAAAAAAAAAAA WE'RE COMINGGGGGGG :D
Akhirnya tiba juga di tempat tujuan kita tepat pukul 07.00 WIB, Sudut-sudut Jogja tunggu kehadiran kita sebentar lagi ya :).
Saat tiba di Stasiun Lempuyangan, kita langsung mencari taksi menuju Gamping-Sleman. Ngapain? Ke rumah Mas Irman temennya Mareta, tepatnya di Perumahan Ambarketawang Indah.

Stasiun Lempuyangan Jogjakarta
Setelah sampai di rumah Mas Irman, kita disambut baik oleh keluarganya, bahkan udah disiapin kamar untuk kita tidur dan istirahat selama di Jogja, wahhhh baik banget ya keluarganya :).
Setelah itu gue sama Sri pamit sebentar sama Ibunya Mas Irman untuk istirahat alias tidur di kamar karna saking pegelnya badan-_-. Jam 11 siangpun tiba, gue, Sri, dan Mareta gak mau menghabiskan masa liburan cuma dengan bersantai-santai, saat itu juga kita memutuskan untuk berkeliling Malioboro, yaaa memang sih masih sepi karna masih lumayan banyak juga debu-debunya, tapi gapapalah daripada gak sama sekali :).

Jl. Malioboro
Ngapain kita ke Malioboro? Belanja? Iyaaa, hahahaha. Kenapa sekarang? Ya biar pas pulang nantinya gak terburu-buru hehehe. Di Malioboro gue dan Mareta berbelanja kecil-kecilan. Sri justru malah belanja BESAR-BESARAN hahaha-_-. Dan setelah belanja kita gak mau ketinggalan untuk foto di plang Jl. Malioboro, biar kayak orang-orang hahaha. Setelah foto bersama belanjaan perut terasa lapar, dan pengeeeen banget ngerasain makan di House of Raminten, Kotabaru-Jogja. Tetapi setelah sampe justru House of Ramintennya tutup huhuhu kurang beruntung :(. Yaaaa gapapalah kita tetep positive thinking siapa tau besok atau lusa udah buka. Yaaa berhubung kita laper kita minta Mas Irman ngajak kita ke tempat makan yang enak dan asik di Jogja, ternyata mas Irman ngajak kita ke Waroeng Steak and Shake alias WS yang outletnya udah banyak bertebaran di Jakarta-_-. Tapi gapapalah, berhubung kita juga suka makan steak ya lahap abis deh tuh makanannya hahaha. Kata Sri "kalo laper mah makan apa aja enak".

Setelah dari WS ya karna udah jam 7 ya kita langsung balik deh menuju rumah mas Irman lagi, karna gak enak juga sama Ibunya hehehe. Dan saat pulang kita merencanakan untuk pergi ke daerah Gunung Kidul untuk menjelajahi pantai-pantai yang konon katanya sangat indah dipandang mata.


Yogyakarta, Senin-17 Februari 2014

Senin pagi telah tiba, hari yang sangat kita nantikan untuk memanjakan mata di beberapa pantai di Gunung Kidul dengan lautan-lautan nan cantik. Kita menuju Gunung Kidul dengan transportasi mobil yang kita sewa di rental dekat rumah Mas Irman, FYI harga sewa mobilnya Rp 150.000,- per hari (tanpa supir). Perjalanan dari Gamping-Sleman menuju Gunung Kidul kurang lebih memakan waktu sekitar 3 jam. Lama banget kan tuh sepertiga waktu perjalanan Jakarta-Jogja hahaha.

Setibanya di Area pantai Gunung Kidul, Wonosari-Jogja kita memutuskan untuk mengunjungi Pantai Kukup terlebih dahulu. Sebelumnya, saat memasuki area Pantai-pantai Gunung Kidul setiap orang dikenakan HTM sebesar Rp10.000,-
Pantai Kukup menurut gue pantai yang sangat sangat bagus, sangat-sangat bersih, dan pada saat itu sangat-sangat sepi karna bukan hari libur dan memang baru aja dilanda abu vulkanik. Tapi justru bagus, karna kita jadi bisa foto sepuasnya di area pantai :D.

Pantai Kukup
Selanjutnya kita ke Pantai Indrayanti, ini dia Pantai yang paling gue tunggu-tunggu, karna menurut situs-situs yang gue kunjungin Pantai Indrayanti inilah yang paling menarik di sana. Setelah sampe di Pantai Indrayanti, ternyata gue gak setakjub pertama gue mengunjungi Pantai Kukup tadi, karna kebersihannya masih lebih terjaga di Pantai Kukup. Menurut gue yang bikin Pantai Indrayanti menarik ya karna restoran-restoran pinggir pantainya aja.

Pantai Indrayanti
Lanjut lagi ke Pantai Pok Tunggal, gue penasaran kesini karna menurut yang gue baca pantai ini merupakan Pantai yang belum terjamahi oleh pengunjungnya, mungkin karna belum banyak yang tau. Aksesnya juga cukup jauh dan sulit, makanya jarang ada yang tau.
Tapi biarpun gak sebagus Pantai Kukup, kita nyari-nyari hewan-hewan laut loh kayak keong, kerang, bintang laut, dll. Tapi gue sama Sri gak berani megang, yang berani cuma Mareta hahaha.

Pantai Pok Tunggal
Belum puas, kita lanjut lagi ke Pantai yang ke-4 sekaligus pantai terakhir yang kita kunjungin yaitu Pantai Baron. Pantai Baron memiliki khas perahu-perahu nelayannya, dan ada 2 perairan yaitu air tawar dan air asin atau lautnya. Di tengah perairan tawar dan lautan terdapat daratan pasir-pasir pantai, dan uniknya Pantai Baron ini memilik warna pasir yang beda dari pantai-pantai lainnya, warnanya adalah coklat tua.
Kita mencoba menyebrangi perairan tawar, tapi ternyata cukup dalam, jadi kita hanya bisa melalui sampe tengahnya aja. Ya lumayanlah daripada gak sama sekali :p.

Pantai Baron

Setelah lelah berada di Pantai Baron, dan perut udah mulai terasa lapar, dan kebetulan Sri kepengen banget makan Mie ayam, yaudah akhirnya di perjalanan kita makan mie ayam, masih di daerah Wonosari juga kok.
FYI harga semangkuk mie ayam+2 bakso cuma Rp 8.000, murah banget kan :D, ya sengaja sih emang nyari yang murah hahaha.

Setelah kenyang, akhirnya kita melanjutkan perjalanan menuju rumah Mas Irman lagi untuk beristirahat, dan kita sampe rumah sekitar pukul 21.30 WIB, lumayan malem juga ya pulangnya hehehe. Ke pantai itu sangat melelahkan, tapi semuanya terbayar dengan kepuasan kita melihat besarnya dan begitu indahnya alam semesta ciptaan Allah :).


Yogyakarta, Selasa-18 Februari 2014

Hari Selasa telah datang, tujuan kita kali ini adalah ke Keraton, tapi sayang sekali Keraton sedang dalam masa pembersihan jadi ditutup untuk sementara waktu. Baiklah, gak masalah, lanjutlah ke Taman Sari, tempat pemandian Raja jaman dahulu kala bersama istri-istrinya.
Tapi Taman Sari juga kurang terlihat bersih karna debu vulkanik yang masih harus dibersihkan, jaddi tempat pemandiannya pun bercampur dengan abu vulkanik. Tapi ya tetep deh kita gak lepas dari yang namanya dokumentasi alias foto-foto hehehe.

Taman Sari

Setelah dari Taman Sari kita berlanjut ke Malioboro, ngapain lagi? Belanja? Lagi? Iya betullll kita belanja untuk sesi ke-2, kali ini semuanya belanja sama rata, ya cari yang murah-murah untuk dibawa pulang ke Jakarta.Dan setelah di Malioboro kurang puas, lanjut ke Beringharjo untuk berburu batik. Batik disini tergolong sangat murah, cuma ya tetep aja budget gue tipis jadi cuma bisa beli sekedarnya aja :).

Setelah cukup lelah berbelanja di Beringharjo kita numpang istirahat di kostannya Dewa (Pacarnya Mareta). Lumayan bersantai di kostan Dewa sambil selonjoran dan nunggu waktu Magrib :). Setelah bersantai dan Solat Magrib, lanjut wisata kuliner. Dan kali ini gue mau wujudin angan-angan gue sebelumnya yang sempet gagal untuk makan di House Of Raminten, Kotabaru-Jogja. Akhirnya sampe juga di Raminten, daaaaaan ternyata penuh banget. Tapi lumayanlah bisa liat bule yang bening-bening (bulenya cewek loh bukan cowok)-__-. Pake waiting list pula, eh tapi cuma sebentar kok :D
Kebetulan kita makannya di lantai 2, karna di lantai 1 sudah penuh. Nuansa disini tuh Jawa banget, apalagi kalo liat si mbak pelayan yang sexy dengan kembennya, dan si mas yang tampan dengan blangkon khas Jawanya itu :D. Disani kita memesan nasi goreng, semuanyaaaa memesan nasi goreng karna ternyata menu disini gak sekhas pakaian si mbak dan si mas pelayannya hahaha. Harganya juga standard kok, rasanya juga enak :D.

House Of Raminten


Gak mau berlama-lama, karna masih mau lanjut berwisata malam :D. Setelah kenyang memanjakan lidah di House Of Raminten, Kotabaru-Jogja niatnya mau nyobain kopi joss tapi apalah daya hasrat mata lebih menuju ke arah Tugu Jogja yang saat itu rame sama orang-orang yang narsisnya sama kayak kita :p. Yasudahlah saat itu juga kita mencari tempat yang agak pinggir di sekitar Tugu Jogja, supaya object utama Tugu Jogja-nya keliatan jelas :D.

Tugu Jogja
  Setelah puas mengabadikan gambar di Tugu Jogja, kayanya masih terlalu kurang kalo kita gak pergi ke Alun-alun Selatan yang ada beringin kembarnya ;;). Disini kita nyobain nutup mata masing-masing dengan slayer trus jalan dalam keadaan mata tertutup, ya iseng-iseng aja sih ngikutin orang-orang hahaha. Konon katanya kalo kita bisa berjalan lurus dalam keadaan mata tertutup dan berhenti persis di depan pohon beringin kembar impian yang kita inginkan bisa terwujud, yaa gue pribadi sih gak percaya, kan cuma sekedar iseng aja hehehe.

Setelah satu per-satu nyoba dan ternyata gak ada yang berhasil, kayaknya bosen juga kalo harus nyoba terus-terusan. Jadi, mendingan lanjut deh naik odong-odong khas Alun-alun Jogja yang dihiasin dengan lampu warna-warni, dan enaknya juga bisa ngendarain sendiri loh, apalagi odong-odong yang kita sewa ini ada lantai 2-nya :p, jadi bisa menikmati suasana bundaran alun-alun dari lantai 2 odong-odong :p.

Odong-odong Alun-Alun Selatan

Setelah lelah berkeliling sebagian (gak sebagian juga sih) Kota Jogja, kita kembali pulang ke rumah Mas Irman. Dan rencana kita di hari terakhir di Jogja besok adalah berburu bakpia :).


Yogyakarta, Rabu-19 Februari 2014

Saat tiba hari terakhir kita di Jogja, kita gak langsung cari bakpia tapi jalan-jalan pagi dulu di Malioboro, dan kayaknya oleh-oleh yang kemarin dibeli belum cukup untuk keluarga, karna keluarga kita banyak, terutama gue :(, ya jadilah kita beli beberapa tambahan oleh-oleh. Setelah itu kita gak mau berlama-lama di Malioboro karna uangnya cuma kesisa untuk beli bakpia hahaha. Si Dewapun mengajak kita ke daerah Ngadiwinatan untuk mengunjungi Bakpia Pathuk 555. Bakpia disini tergolong murah loh, untuk 1 dus isinya adalah 20 bakpia, FYI untuk bakpia basah maupun kering harganya adalah Rp 17.000,- per dus. Disini juga bisa liat loh cara pembuatan bakpianya, tapi kita cuma liat aja gak nyoba bikin, karna gak boleh :(. Ohiya gak cuma bakpia, tapi ada juga oleh-oleh khas Madiun yaitu brem (makanan favorit gue) hahaha, harganya juga murah FYI untuk 1 dus brem Rp 10.000,-.

Setelah uang kita habis yaudah deh, baliklah kita ke rumah Mas Irman, dan siap-siap packing :(. Setelah packing kita makan siang sambil menunggu pukul 14.30 WIB, karna kereta Progo berangkat pukul 15.30.
Ibunya Mas Irman malah bekelin gue sama Sri makanan dan minuman untuk di perjalanan, baik banget sih Ibuuuu :*. Kok cuma gue sama Sri? Maretanya? Iya Mareta pulang belakangan tanggal 22 Februarinya hehehe.

Pukul 14.30 WIB pun tiba, dan saatnya kita menuju Stasiun Lempuyangan, dianter Mas Irman dan Dewa. Sebelum ke Stasiun kita beli makanan berat dulu, ya sekitar 30 menit deh. Setelah itu lanjut ke Stasiun Lempuyangan dan gue sama Sri menuju pintu masuk dan verifikasi tiket dan KTP dulu, dan sebelumnya gue dan Sri salam perpisahan dulu sama Mas Irman dan Dewa :(. Setelah itu kita ke Gerbong 5 seat 9D dan 9E, untuk melakukan perjalanan pulang ke Jakarta.

Di dalam kereta Progo perjalanan pulang :(
  Begitu indah pengalaman ke Jogja yang kedua kalinya, sebelumnya ke Jogja gak seindah ini makanya gak gue posting hahaha. Terima kasih banyak untuk Allah yang melancarkan segalanya, terima kasih orangtua yang telah mengijinkan, terima kasih untuk Pak bos yang ngasih ijin cuti, terima kasih untuk Sri dan Mareta, dan terima kasih untuk Dewa, Adis, dan terima kasih banyak untuk keluarga Mas Irman.

Ternyata berwisata di tengah bencana hujan abu vulkanik tidak seburuk yang dibayangkan, justru sangat menyenangkan :)

1 komentar:

  1. ceritanya seru, tapi pake foto lebih bagus untuk bukti nyatanya haha :D , biar gak cuma teks :p

    BalasHapus